Ketika otak selalu
dipaksakan untuk belajar secara terus menerus, kemungkinan mengalami kebosanan
sangatlah besar. Bila tidak diselingi dengan refreshing, maka, stress tingkat
tinggi bisa melanda. Dan sayangnya, hal ini tidak hanya terjadi pada mereka
yang sudah berumur saja, namun juga menyerang mereka yang masih duduk di meja
belajar. Bahkan pelajar sekolah dasar sekalipun. Berdasarkan pemikiran ini,
maka, sebagai sekolah yang sudah berpedoman sebagai Sekolah Ramah Anak, SD
Negeri 2 Mojosari mengadakan refreshing sementara bagi seluruh warga sekolah
guna menghindari stress tingkat akut yang dikhawatirkan melanda siswa-siswanya
yang tengah serius belajar.
Namun,
jangan salah faham dulu, proses refreshing ini sama seklai tidak mengganggu
jalannya pembelajaran yang tengah digulirkan. Pasalnya, hal ini dilakukan
ketika jadwal pengayaan. Jadi, sama sekali tidak mengganggu pembelajaran yang
memang menjadi hak bagi setiap siswa.
Dan
gayung pun bersambut, pada hari sabtu, tanggal 9 september 2012 kemarin, pihak
sekolah, yang dikoordinir oleh bapak nur Fathoni, S.Pd.SD, menggelar pertunjukkan
terbuka bagi seluruh siswa. Bertepatan dengan kabar tentang adanya topeng
monyet yang berkeliling didaerah sedan dan sekitarnya, maka dengan kesepakatan
bersama, pihak sekolah menghadirkannya untuk melakukan pertunjukan di halaman
sekolah. Namun jangan takut, dana yang dipakai bukanlah dana sekolah, namun
murni merupakan dana iuran dari bapak dan ibu guru. Setiap bapak/ibu guru
dikenai iuran sebesar Rp. 5.000, dan selain itu, para pemain topeng monyet juga
masih tetap diperbolehkan untuk menarik uang dari anak-anak dan warga sekitar
yang melihat.
Antusiasme
tentu saja sangat besar, karena salah satu bentuk kesenian rakyat tradisional
yang makin punah ini menunjukkan berbagai atraksi yang sangat menghibur.
Kelompok topeng monyet yang berasal dari daerah Cepu, Blora, Jawa Tengah ini
antara lain mempertunjukkan bagaimana ahlinya sang monyet dalam melakukan
gerakan naik sepeda motor, gerakan sholat, naik becak, memainkan senapan, dan
lain sebagainya. Bahkan, para siswa pun sangat merasa nyaman ketika mereka
mengelus-elus sang monyet yang sudah sangat bersahabat itu. lalu, bagaimana
keseruan yang terjadi? Bisa dilihat sendiri pada sebagian potret yang
mengabadikan pertunjukan hari itu...
Ada
beberapa hal yang perlu dishare disini, diantaranya adalah, pendidik harusnya
tidak terlalu memaksakan kemampuan siswa untuk menelan berbagai macam pelajaran
yang sangat berat. jika mereka sudah merasa sangat jenuh, tak ada salahnya jika
pihak sekolah mengajak mereka untuk melakukan refreshing ringan untuk
menjernihkan kembali pikiran anak-anak yang telah dijejali berbagai macam
pelajaran. Refreshing yang dilakukan pun tak perlu memakan banyak biaya ataupun
waktu. Karena bisa saja para siswa diajak untuk bercanda sejenak sebelum
melanjutkan pembelajaran selanjutnya.
Membina
kedekatan dengan peserta didik sangatlah penting. Karena jika sang guru dekat
dengan mereka, maka anak-anak akan lebih mudah untuk menurut daripada kita
menggunakan pemberitahuan yang cenderung keras ataupun kasar.
Keramahan
terhadap anak harus semakin ditingkatkan demi perkembangan emosional anak. Tujuan
utama pendidikan di indonesia bukan hanya menekankan pintarnya seorang peserta
didik, namun juga sikap, akhlak dan perilaku peserta didik yang menjalani
proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar