Beberapa bulan ini, muncul pemikiran aneh dalam otakku. Berawal dari berbagai kemudahan yang Allah berikan kepada pekerjaan yang aku jalani, sehingga berdampak pada waktu ibadah yang semakin kacau dan tidak tertib. (* heleh, waktu nyantai aja ibadah ogah-ogahan, apalagi waktu ada kegiatan? Blas ra ngandhel….hehehehe), akhirnya aku berfikir.. apa dengan waktu yang Dia Berikan, sebagiannya sudah aku pergunakan untuk kembali ke jalanNya? Huhuhu…
Seperti kita tahu, Allah Telah menetapkan bahwa 2,5% dari apa yang kita punyai adalah milik orang-orang yang dititipkan Allah kepada kita. Jika harta kita dengan jelas sudah dapat kita perhitungkan bagian-bagiannya untuk orang lain (istilah kerennya sih dikembalikan kepada Allah), bagaimana dengan waktu yang Dia alokasikan kepada kita? Apakah sudah kita kembalikan 2,5 persennya untuk Dia yang maha Memberi? sudah memenuhi 2,5% nya ataukah belum? mari kita hitung… (aassyyyeeekkkk…. Pelajaran itung-itungan ae wegah katek ngajak uwong liyo maen itung-itungan… hadooohhh… guaya tenan…. Gak iling pok, Kimia entuk 2,5 kae? wkwkwk)
Seperti yang kita tahu, dalam satu hari satu malam, alokasi waktu yang Allah berikan kepada kita adalah 24 jam. Itu berarti ekuivalen dengan 1.440 menit dalam sehari, dan itu juga sama dengan 86.400 detik. (saia hitung dengan bantuan kalkulator pinjaman dari emak di warung lho… akurasinya sangat tinggi ini… merknya aja Panasono-Ademono). Dan 2,5% dari hasil ini adalah 2,5/100 x 1.440 menit = 36 menit. Jadi, paling tidak, kita harus menyisihkan waktu selama 36 menit untuk beribadah kepada Allah dalam sehari semalam.
Data selanjutnya yang harus kita hitung pula adalah, alokasi waktu yang kita lakukan untuk ibadah wajib (itu juga kalo full), yakni sholat 5 waktu. Rata-rata waktu yang kita pergunakan untuk sholat 5 waktu adalah 5 menit setiap kali sholat untuk yang munfarid (sendirian), dan rata-rata 10 menit untuk yang sholat berjamaah. (data saia ambil dari pengalaman sehari-hari… dilarang protes.. wkwkwkwk).
Bagi kita yang terbiasa dengan menjalankan sholat 5 waktu secara berjamaah, mungkin, “zakat waktu” yang kita jalankan sudah memenuhi 2,5 %. Seperti yang tertulis pada data diatas, jika kita sholat berjamaah, maka dalam sehari semalam, kita beribadah selama 5 x 10menit, yakni sekitar 50 menit. Tentu ini sudah lebih dari 2,5% “zakat waktu” yang harus kita bayarkan dalam sehari semalam yang berkisar 36 menit.
Sekarang kita hitung alokasi waktu ibadah untuk yang sholat munfarid. Jika 1x sholat mennghabiskan waktu 5 menit, maka dalam 1 hari sholat, waktu yang dipergunakan adalah 5 x 5 menit= 25 menit. Ini berarti, bagi kita yang terbiasa sholat mufarid, “zakat waktu” yang kita jalankan masih kurang sekitar 11 menit (36’-25’= 11’). Ini DALAM SEHARI SEMALAM. Lalu bagaimana dengan kekurangan kita pada hari sebelumnya dan sesudahnya? Dalam satu minggu kita sudah berhutang “zakat waktu” pada Allah sebanyak (7 x 11’ = 77 menit = 1 jam 17 menit), dalam 1 bulan, berarti kita telah berhutang “zakat waktu” pada Allah sebanyak (30 x 11 menit = 330 menit = 5 jam 30 menit). Bagaimana jika hal ini dikalkulasikan selama setahun? Dua tahun? Atau bahkan sebagian dari hidup kita? Atau bahkan mungkin seluruh hidup kita? Tentulah… saia akan lebih mumet lagi menghitungnya… hehehehe
Lalu bagaimana cara menanggulangi “zakat waktu” yang tidak tertunaikan? Tenanglah tenang, kita masih bisa menebusnya kok… dengan beramal baik, dengan mengaji, dengan sholat tahajud, sholat sunah yang lain, dengan bersholawat sewaktu beraktivitas, dengan berdzikir selagi beraktivitas, dengan bhakti social, dengan kegiatan kemanusiaan, dst. Jika zakat harta yang tidak tertunaikan harus ditebus dengan harta pula, maka, akan lebih afdhol jika zakat waktu yang tidak tertunaikan ditebus pula dengan waktu yang ada pada kita.
Rembang, Desember 2011
armADA_11
Laksana air di gurun pasir
Sejukkan jiwa yang kehausan
Di sepanjang keruh rapuhnya dunia
ku selalu merindukan belaiMu
ku ingin Kau slalu bertahta dalam kalbuku
Kau hadir di setiap hela nafasku
Hangat alirkan butiran daarahku
Betapa suci dan agung cintaMu
Tak sanggup nalarku memikirkanMu
Ku ingin Kau selalu bertahta dalam bathinku
(Jalan Cahaya, track Number 12, Album Romantic Rhapsody, Released 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar